Trotoar

Salah satu pembenaran mengapa berat badan saya naik di siniĀ  adalah karena jarang jalan kaki semenjak pindah ke Jogja (sudah ya ketawanya jangan keras-keras, lebih baik konsentrasikan membaca kalimat berikut ini). Kenapa saya jarang jalan kaki? Karena tidak ada trotoar yang nyaman untuk pejalan kaki.

Baru saja saya pergi ke mini market dekat rumah (kurang lebih 300 meter) ketika tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Akhirnya saya lari sambil memakai kantong plastik sebagai penutup kepala. Seharusnya sih dua menit saja sudah sampai rumah tapi ya itu tadi trotoar penuh digunakan sebagai tempat parkir sepeda motor, pedagang kaki lima, dll. Lucunya para pedagang kaki lima itu marah loh bila saya berjalan melewati angkringannya atau lesehannya, maunya saya yang disuruh turun ke jalan raya. Aneh betul kan?

Mungkin ini juga yang menyebabkan orang lain juga malas berjalan kaki di sini, office boy di kantor misalnya kalau pergi jajan yang jaraknya mungkin hanya 300 meter saja naik sepeda motor. Setiap kali saya pergi jalan kaki, orang-orang selalu bertanya kok jalan toh mbak? Sepertinya sesuatu banget ya saya pergi berjalan kaki ? hehehehehe

Belum lama ini juga sempat beredar di youtube mengenai seorang ibu di Jakarta pengguna trotoar yang tidak mau memberi jalan ke pengendara sepeda motor yang naik ke atas trotoar. Saya sendiri belum lihat jadi hanya dapat cerita, katanya para pengendara sepeda motor sewaktu diwawancara malah mengatakan bahwa si ibu pejalan kaki itu tidak waras, bukannya mereka yang tidak waras naik sepeda motor ke di atas trotoar yang seharusnya untuk pejalan kaki.

Jadi ternyata fungsi dan tingkat kewarasan atau norma yang berlaku sudah bergeser ya? Pejalan kaki silahkan di jalan raya, pengendara motor dan pedagang silahkan menggunakan trotoar.

No Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.